Khamis, Januari 27, 2011

MALAM


MALAM

menikmati malam laksana kopi pekat yang sedang hangat
bercahayakan bulan bintang laksana pijar neon di atas kepala
seperti kamu sahabat
kejaran siang mampu mematahkan setiap inci harapan
hari demi hari
pedang waktu membilahkan sakit luka diri.

sahabat
malam terus memekatkan suasana
tanpa hiraukan kopi di meja aku ini
tanpa hiraukan cahaya bulan bintang di langit ini
aku semakin sulit melihat ke luar
di mana harapan itu, haruskah dikutip berkali-kali ?.

ZULKIFLI BIN MOHAMED
Binjai, Darul Iman
17 Februari 2010.

6 ulasan:

MiMie AddNin berkata...

ape maksud puisi ni?
buta cket bab2 puisi ni..

Unknown berkata...

Puisi yang menyentuh qalbu

Cik Ina berkata...

selalu minum air kopi ka ?
hekhek.
thnx ya sudi singgah page cik ina ;)

Puspa Cendana berkata...

salam untuk mu teman..

sekadar dipinggiran waktu, kita sememangnya sudah diujung malam..

suSueEmiMie berkata...

wah...sgt best...

toyolkiut berkata...

menarik..

kenapa pungguk rindukan rembulan?
kenapa tidak saja pada pelangi yang berbilang warna..

HAK CIPTA TERPELIHARA ZULKIFLI BIN MOHAMED

Hak cipta terpelihara ke atas semua karya yang termuat di dalam laman blog ini. Semua hasil karya ditulis dan dihasilkan sendiri oleh penulis laman blog ini, Zulkifli bin Mohamed. Tidak dibenarkan mengeluar, mengambil, menciplak atau mengulang mana-mana karya yang terkandung dalam laman blog ini dalam apa juga bentuk dan cara - sama ada secara elektronik, fotokopi dan sebagainya tanpa mendapat izin bertulis daripada penulis.

PUISI PALING BANYAK BACAANNYA OLEH UMUM