(untuk yang selalu mencintai ombak dan pantai, Rozais Al-Anamy)
pelaut mengukuri ruang
(aku bimbang katanya)
tepian lautmu tiada hujung
langit dan awanmu
selalu mendustai hari-hariku.
aku manusia bernyawa
berikan aku sehari lagi
untuk pulang
ada daratan yang lebih pasti
tolonglah aku
(kata pelaut berulang kali).
dan pelaut itu
hilang dalam angin mati.
ZULKIFLI BIN MOHAMED
Perumahan Lot 144, Darul Iman
19 Mei 2009.
9 ulasan:
indahnya...
saya pun cintakan laut. baru lepas sessi MencariPantai.
Temukanlah manusia bernama itu dengan daratan...
Agar dia mengecapi peluang....
salam sdr zul
menyedarkan betapa kita memerlukan unsur air (laut), tanah (daratan) dan angin untuk melayari kehidupan.
walau kuat dilambung gelombang
ku cacak tiang
ku layar jua :-)
Salam sdr Zul,
Sdr bijak melukis alam yang biasa menjadi puisi yang luar biasa indahnya.
Salam Sdr. Zul,
As beautiful as a poem goes, I'm unable to enjoy it (today anyway, may be tomorrow I will) for the bleakness it potrays.
Give the marine-man a ray of hope.
Tepian laut hujungnya tersembunyi.
Dusta langit dan awan sekadar ujian.
Salam :)
jangan bertanya kepada laut
bila gelora akan berhenti
jangan tanya kepada angin
bila taufan akan beralah
jangan tanya kepada pelaut
bila darat akan mampir
dan pelaut itu tetapkan utuh
dukung semangat
berjuang dan pulang
kepada peluang dan ruang
yang terlewatkan.
Pok pong pernoh gi kelaut jugok dulu..... Mencari rezeki di laut. Adekoh itu jugok dipanggil pelaut?
Catat Ulasan