rintik halus dan kasar
menggila kembali
membasahi ruang terbuka
hentikan larian kebodohan
seluruhnya di lantai kekhilafan
tiada lagi pemburuan lindungan kering.
mendung kelam berwarnakan noda
mematahkan sendi-sendi waktu
dalam hujan kita tertewas
rintik di luar
rintik di dalam
hentinya bila kita memasungkan diri.
ZULKIFLI BIN MOHAMED
Kemaman, Darul Iman
06 Ogos 2009.
10 ulasan:
salam..
jangan main hujan,
nanti demam,
keluhan nenek ku..
;)
dalam hujan aku temukan diri aku dalam ketenangan.
aku suka hujan :)
sah gua tak faham wahai en zul..
hahahhaha,,,,
kajian tu,,, en zulkifli mohamed jugak yg suruh buat.
Patut present khamis tu,tapi masa tak cukup.... takde ape pun. pegi jalan2 je... saje buat entry tu sbb member member kata gua pegi gereja masuk kristian... kire saje nak melawak la entry tu...
sy pun tak sure en zul ni same ke tak dengan yang ajar saya tu.. nama lebih kurang sama..
Salam sdr Zul,
I’ve heard/read it somewhere that an artist/writer’s work is done when he/she presented/published them. From there onwards it is up to the audiences to interpret the art form.
Tersirat, tersirat, tersurih, tersorok etc are all out for ones’ imagination to lean on.
I keep on trying to decipher the hidden texts in your entries; whereby you might never ever intend/imply that there is/was one.
Your compositions drive me nuts! Good job well done. Splendid
Em banyak metafora dalam nie...
Tajuk amat cun, sesuai diabadi menjadi nama sebuah lagu!!
Hujan buat hatiku rawan..
kerana anak2 pasti mudah skit
bila kena hujan..
dan hatiku juga rawan
melihat rintik hujan..
seperti airmata yg menitik jatuh..
di sawang maya
kita sebebas merpati
bisa link-mengelink tanpa permisi
jangan memasungkan diri
bukan hak dalam genggaman menjatuhkan hukuman sindiri
biarkan rintik di luar
basuhkan noda tercemar
biarkan rintik di dalam
basahkan hati kekeringan
alirkan bersama pergi
segala sisa
bila hentinya rintik
harap segar semula
dalam rintik hujan
yang berguguran
ku lihat kamu
merenung
tembus tabir waktu
yang kian kelam
dan hari-hari
kebelakangan
rentak puisimu
sungguh syahdu
sungguh pilu
tertewas
terpasung
diri
dalam hujan
bukannya pilihan
bukan juga satu jawapan.
dalam rintik hujan
ada kelapangan
di celah-celah kegilaan
dan resmi kebodohan
pasti ada kepandaian.
@ Zul: hujan kan berlalu.
kuatkan hatimu. :)
Catat Ulasan