(ingatan kepada arwah Mak Long)
cintamu penuh, tumbuh segar
hijau merumput ke padang datar
tirus ke kaki langit
membiak ke perut lembu dan kambing.
- mendagingkan bukan sedikit
anak-anak saudara
tatkala jejak ke laman rumahmu.
semangatmu tumpah, becak berair
mengakarkan ke jurai-jurai bendang
runduk menjadi tembaga
penuh mesra keringat, darah dan lintah.
- melumpurkan condong gubuk
berkepuk-kepuk bertamu Malinja
jenuh sekampung tikus.
ucapmu tenang, terlukis di air
berteman mudik antara ridip ruan dan sepat ronggeng
mendinginsuburkan senduduk dan rumbia
menafaskan udara melepasi Bukit Jong.
- mengundangkan banyak rasa
ingatan bercantum tiada luput
sesekali kampung mengirimkan rindu.
ZULKIFLI MOHAMED
Bangi, Darul Ehsan
18 Januari 1994.
2 ulasan:
sehebat mana kita di kota...desa nan permai juga tetap di puja..lmbaian pohon2 liuk mlintuk,desiran angn yg segar,kicauan sang burung,ank sungai yg jrnih airny..ttap stia mnnti kpulangn kita..apatah lg mereka yg drindui..sy suka puisi ni.....mnggamit memoriku satu tika dulu..
reen, memori akan tetap kekal dengan utuhnya. malangnya kampung-kampung kita "tiada kekal lagi sifatnya" ...
Catat Ulasan