diam pilihan kita, selalunya begitu
kata-kata menjadi mahal harganya
kita membaca tanpa panduan
tafsiran menjadi kacau
benar silap kita satukan sekali
dalam menu pilihan kita
itulah kita
kepatahan dan kelukaan dalam diam.
ZULKIFLI BIN MOHAMED
Kemaman, Darul Iman
Kemaman, Darul Iman
15 Julai 2005.
7 ulasan:
Diam dan bising kita, selalunya tidak kena pada tempat..itu didikan kita, sampai bilakah ini semua...
diam...kerana kata2 bukan bukti unggulnya perasaan...
kau cari post yang macam mana kat UMP?
diam,
untuk selamanya,
tanpa jawapan,
tersimpan dendam,
tanpa senganja,
atau patut disengajakan.
Ketika bergelar mahasiswa dahulu, pensyarah kami pernah berpesan, "Mahasiswa sebenar adalah mahasiswa yang berani bersuara."
Sejurus kemudian AUKU diperkenalkan. Maka jadilah kami dan generasi mahasiswa kemudiannya sebagai mahasiswa yang telah 'dibisukan'.
bersuaralah ikut landasan jangan ikut perasaan.
Salam,
bagus sekali tulisannya. ringkas tapi mendalam.
aku g bisa koment cuma bisa bilang
keren bung
Catat Ulasan