sendirian berdiri
dalam kaki hari yang kian tempang
deru angin membara panas
kikis satu demi satu kenangan silam
yang memucat dalam senja
(kata-kata adalah diri kita
semakin sedikit terucapkan
semakin keliru hubungan ini).
akhirnya, kita sendirian berjalan
dalam deru angin yang semakin tewas
patah satu demi satu takdir diri
jangan hitung kembali setiap pilihan
(kita seperti angin jua
patah dalam tangan hari
yang menakutkan seluruh mimpi).
ZULKIFLI BIN MOHAMED
Kemaman, Darul Iman
27 Julai 2009.
22 ulasan:
DALAM SANGAT
'akhirnya, kita sendirian berjalan'
saya suka bagian ini..
memang pada akhirnya kita akan berjalan sendiri sendiri.......
Nb: p kbar mas...????
salam hangat
-joni-
dunia ini adil
kita lahir sendiri
(walaupun kembar, lahir nya seorang demi seorang, sendiri)
mati juga sendiri
:)
'Patah satu demi satu takdir diri'
aku suka ungkapan ini.
terkesan di jiwa
berbekas di hati
Salam ziarah dan salam puisi. Ungkapan puisi tuan sangat mengesankan.
Patah sayap terbang jua...
Patah kaki berlari terus! ;)
salam kunjungan balas...
sendirian kita jua akhirnya
dalam perjalanan jauh menuju kehidupan tanpa mimpi cuma keabadian abadi...
Salam sdr Zul,
Aku cuma mampu tersenyum.
Sememangnya masa tak akan berulang. Yang sering diulang adalah kesilapan demi kesilapan.
Keputusan/pilihan perlu dibuat dan akan terus dibuat. Hasilnya - itulah ketentuan yang kita hanya bisa menduga...
salam,
kunjungan balik dari indonesia
:)
saya suka kata katanya...itilah istilahnya juga unik.....
salam kenal sanur
dalam hari2 yg patah, mentafsirnya spt dlm diri saya.
semoga harimu tumbuh kembali dan kau akan terus berlari untuk menepis seluruh mimpi demi sebuah realiti yg hakiki
adalah sesuatu yang bodoh apabila tidak menghargai diri sendiri
lama tak datang ke umah, tak jumpa jalan ke cikgu hahahha
salam kunjungan tuan tanah...
ada cadangan di sini...
tak mahukah tuan adakan ruangan cbox?
lebih mudah utk pelawat tinggalkan jejak...
Di laman ini saya tinggalkan balasan komen di laman sana :). Baca cikgu ya dan lainnya.
Salam cikgu Zul (baca kotapuisi, ada yang memanggil tuan, cikgu - betul ke :)
Akan saya link, kotapuisi di sini, Insya-Allah. Untuk cikgu, saya hadiahkan Kalam Penyair. Bacalah cikgu dari hatimu, yang paling dalam dan putih, Insya-Allah.
Moga-moga kita beroleh rasa, melalui kalam yang diberikan-Nya.
Jemput semua baca sajak di http://hijau-tinta.blogspot.com
saya merasakan kepedihan
yang dalam disini
dengan puisi
sedih bisa dirasakan keindahannya
terima kasih saudaraku
telah berkunjung ke blog saya
salam dari kutai kartanegara
untuk saudara serumpun malaysia
:)
Terima kasih atas kunjungan ke blog saya.. Teruskan berkarya..
Selamat bercuti cikgu...
Salam saudara Zul
setuju dgn Saudari Adibah.. dunia ini adil.. kita lahir sendiri, mati juga sendiri
jika kaki hari patah....berpeganglah pada jejari waktu...
lama tak jumpa en zul...sihat kah?
akhirnya kita memang akan terus sendiri mencari diri
deru angin patah itu,
o, yang mengajak kita terus datang ke mari
hai, lama tak berbagi khabar, apa khabar, Sobat?
Catat Ulasan